Isu lingkungan saat ini termasuk menipisnya bahan bakar minyak membuat pabrikan mobil merespon dengan menghasilkan mobil-mobil dengan energi alternatif yang tentunya akan lebih menghemat konsumsi bahan bakar minyak.
Di pasaran sendiri terdapat berbagai jenis mobil dengan energi alternatif. Namun dua model yang paling populer saat ini adalah mobil hybrid dan mobil listrik. Keduanya digadang-gadang menjadi alternatif dari mobil yang masih menggunakan mesin konvensional.
Peraturan pemerintah saat ini yang juga mulai memudahkan ATPM untuk menjual mobil hybrid dan mobil listrik membuat saat ini semakin banyak pilihan mobil hybrid dan mobil listrik dengan harga yang semakin terjangkau.
Tentunya baik mobil hybrid dan mobil listrik memiliki perbedaan serta kelebihan dan kekurangan yang membuat keduanya dapat dipertimbangkan sebagai alternatif berkendara harian Sobat Otopart. Nah apa saja perbedaan mobil hybrid dan mobil listrik serta kelebihan dan kekurangannya?
Mobil Hybrid
Meski baru hangat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, sebenarnya mobil hybrid punya sejarah panjang. Mobil hybrid pertama kali diciptakan pada 1902 oleh Ferdinand Porsche. Mobil yang dinamakan Mixte itu menggunakan dua buah mesin dengan tenaga listrik yang dirancang untuk menyimpan energi di dalam baterai.
Namun baru pada 1997 lah produksi mobil hybrid secara massal dimulai. Adalah Toyota yang pertama kali memproduksi mobil hybrid secara massal dengan diluncurkannya Prius.
Secara umum definisi mobil hybrid adalah mobil yang menggunakan dua buah sumber daya untuk menggerakan mobil, yaitu tenaga dari mesin bensin dan motor listrik yang menggunakan daya dari baterai.
Mesin hybrid ini dapat bekerja secara bersamaan atau terpisah. Jika bekerja secara bersamaan, mobil hybrid dapat menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar dari mesin bensin pada umumnya. Karakteristik torsi motor listrik yang sudah terasa menghentak sedari awal juga menjadikan mobil hybrid bisa melaju lebih cepat di situasi stop and go.
Dibandingkan dengan mobil konvensional, mobil hybrid juga memiliki emisi yang lebih rendah. Biaya perawatan mobil hybrid juga dapat lebih rendah dari mobil konvensional.
Saat ini terdapat tiga jenis mobil hybrid di pasaran, yaitu full hybrid, Plug-In hybrid electric vehicle (PHEV) dan extended range electric vehicle (EREV). Ketiga mobil ini memiliki perbedaan cara kerja dari mesin hybrid yang digunakannya.
Sistem full hybrid memungkinkan mobil berjalan dengan mesin bensin saja, mesin listrik saja, atau kombinasi keduanya. Pada umumnya mobil dengan sistem full hybrid hanya memiliki motor listrik serta baterai yang kecil yang ditujukan untuk membantu akselerasi awal atau berjalan dengan motor listrik untuk jarak yang tidak terlalu jauh.
Pada mobil PHEV, sumber tenaga utama yang digunakan adalah motor listrik yang ditenagai oleh baterai. Jika suatu waktu baterai sudah habis, maka mobil bisa dijalankan dengan menggunakan mesin bensin Untuk mengisi dayanya, mobil harus dicharge di stasiun pengisian baterai. Sedangkan EREV mengandalkan mesin bensinnya untuk mengisi daya di baterai yang akan digunakan motor listrik.
Mobil Listrik
Seperti mobil hybrid, sejarah mobil listrik juga cukup panjang. Mobil modern pertama buatan Karl Benz pada 1885 menggunakan tenaga listrik sebagai sumber tenaganya. Bahkan mobil listrik sempat populer di akhir abad 18 hingga awal abad 19 ketika perannya digantikan dengan mobil bermesin bensin.
Mobil listrik sendiri terus mengalami pengembangan terutama dari segi jarak tempuh sehingga saat ini mobil listrik dapat memiliki jarak tempuh yang serupa dengan mobil bensin.
Mobil listrik sendiri menggunakan energi listrik yang disimpan di baterai lithium-ion sebagai sumber tenaga. Di dalam mobil listrik sendiri terdapat ratusan hingga ribuan cell baterai yang menentukan kapasitas dan jarak tempuh mobil.
Daya yang berasal dari baterai kemudian diteruskan ke motor listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau putaran dengan menggunakan motor induksi. Motor induksi juga memiliki drive inverter yang menentukan akselerasi serta mengetahui injakan pedal gas. Drive inverter juga mengubah arus DC dari baterai ke AC untuk memutar motor.
Tenaga dari motor listrik diteruskan ke girboks yang menggerakan driveshaft di tiap roda yang kemudian menggerakan mobil.
Berbeda dengan mobil hybrid, mobil listrik tidak mengeluarkan emisi karena tidak memiliki mesin bensin. Mobil listrik juga lebih minim lagi perawatannya karena kebanyakan sistem di mobil listrik sudah terkomputerisasi sehingga perawatan utama di mobil listrik ada di bagian seperti ban dan rem yang memang memiliki masa pakai mirip dengan mobil biasa. Sedangkan untuk baterai dan motor listrik biasanya memiliki usia yang relatif cukup panjang. Pabrikan bahkan biasa menggaransi baterai mobil listrik hingga kurun waktu 5 tahun.
Mobil Hybrid vs Mobil Listrik, Pilih Mana?
Tentunya sebelum memilih antara mobil hybrid dan mobil listrik, Sobat Otopart harus mengetahui terlebih dahulu kekurangan dan kelebihan dari kedua jenis mobil ini.
Pertama dari segi jarak tempuh. Pada umumnya, mobil hybrid memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dari mobil listrik saat ini karena mobil hybrid masih memiliki mesin bensin yang membantu menggerakan mobil. Ketika baterai di mobil hybrid habis, maka mobil masih bisa menggunakan mesin bensin untuk berjalan.
Contohnya adalah Nissan Kicks e-Power. Mobil hybrid ini diklaim mampu melaju sejauh 800 km hingga 1200 km bergantung pada gaya mengemudi. Sedangkan mobil listrik seperti Hyundai Kona Electric diklaim memiliki jarak tempuh hingga 345 km.
Perbedaan lain terdapat di cara mengisi daya. Pada mobil hybrid, terdapat mobil hybrid yang energi listriknya dihasilkan dari putaran mesin bensin. Sehingga sobat cukup mengisi bensin di pom bensin jika bensin habis. Sementara mobil listrik butuh pengisian listrik di charging station atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Mengisi baterai mobil listrik sendiri meski saat ini sudah jauh lebih cepat, namun tetap butuh waktu yang lebih lama dibanding mobil hybrid.
Harga juga menjadi pembeda utama antara mobil hybrid dan mobil listrik. Di Indonesia sendiri, harga mobil hybrid masih lebih terjangkau dibanding mobil listrik. Contohnya adalah Toyota Corolla Cross yang saat ini dijual di angka Rp 450 jutaan. Sedangkan mobil listrik termurah saat ini adalah Hyundai Ioniq yang dijual di angka mulai Rp 620 jutaan. Perbedaan harga ini tentu juga dapat menjadi pertimbangan buat sobat yang ingin membeli mobil ini.
Baik mobil hybrid dan mobil listrik memang sudah dapat diandalkan untuk perjalanan dalam kota. Namun melihat jarak tempuh serta infrastruktur saat ini, jika sobat masih senang berpergian ke luar kota, maka mobil hybrid masih menjadi solusi yang lebih baik untuk saat ini.