Sobat Otopart pasti sudah tidak asing dengan Toyota Kijang. Mobil keluarga yang terkenal dengan jargon “Memang Tiada Duanya” ini sudah 40 tahun lebih menjadi salah satu kendaraan paling populer di Indonesia. Walau saat ini dikenal sebagai mobil keluarga, mulanya Kijang tidak didesain sebagai mobil pengangkut penumpang.
Awal mula kehadiran Kijang di Indonesia bisa dirunut dari peraturan KBNS (Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana) yang dibuat pemerintah pada 1976. Tujuan adanya peraturan ini adalah untuk mendukung perekonomian nasional dengan menyediakan kendaraan niaga yang lebih terjangkau. Toyota Astra Motor selaku ATPM Toyota di Indonesia pun membuat Kijang sebagai kendaraan yang masuk ke dalam skema KBNS ini.
Toyota pun pertama kali memamerkan prototype Toyota Kijang pada ajang Jakarta Fair 1975. Selang 2 tahun tepatnya 9 Juni 1977, Kijang resmi dijual ke publik Indonesia. Meski banyak yang mengatakan nama Kijang adalah kepanjangan dari ‘Kerjasama Indonesia-Jepang’, sebenarnya nama Kijang terinspirasi dari Toyota Tamaraw yang dijual di Filipina. Kata ‘Tamaraw’ dalam bahasa Filipina sendiri berarti kerbau. Maka Toyota kemudian memilih nama ‘Kijang’ untuk menggambarkan kelincahan mobil ini.
Sejak pertama kali mengaspal hingga kini, Kijang pun sudah berganti rupa beberapa kali. Berikut ulasannya:
Generasi Ke-1 (F10)
Kijang generasi pertama ini juga kerap dijuluki Kijang Buaya karena kap mesinnya dapat dibuka hingga ke samping sehingga mirip buaya yang tengah membuka mulut. Sebagai kendaraan yang masuk skema KBNS, Kijang generasi ini benar-benar didesain sebagai kendaraan yang sederhana. Saking sederhananya, Kijang generasi pertama tidak dilengkapi dengan kaca di bagian pintu penumpang dan pengemudi dan hanya menggunakan terpal plastik untuk melindungi penumpang.
Dari segi teknis, Kijang generasi pertama dilengkapi dengan mesin berkode 3K dengan kapasitas 1200cc yang juga digunakan oleh Toyota Corolla saat itu. Meski saat itu Kijang didesain sebagai kendaraan niaga dengan bentuk bak terbuka, beberapa karoseri lokal memodifikasi mobil ini sehingga berbentuk minibus dan dapat mengangkut penumpang.
Generasi Ke-2 (KF20)
Pada September 1981, Kijang mendapat pembaruan dengan kode bodi serta desain baru. Meski masih dijual hanya dalam bentuk pick-up, Kijang generasi ke-2 memiliki bodi yang lebih rapi, engsel puintu yang tersembunyi, kap mesin yang hanya membuka di bagian atas, serta desain gril dan permukaan pintu yang sejajar bodi. Selain itu, Kijang generasi ini telah memiliki jendela di bagian pintu. Kijang generasi ke-2 juga mendapat mesin baru berkode 5K dengan kapasitas 1.500cc.
Seperti Kijang generasi pertama, Kijang generasi ke-2 juga memiliki julukan yaitu ‘Kijang Doyok’. Penamaan ini muncul dari sosok Kijang yang dianggap masyarakat mirip dengan tokoh kartun Doyok yang muncul di koran Pos Kota. Pada 1984, Kijang mengalami facelift dengan perubahan pada grill dan bumper.
Generasi Ke-3 (KF40 & KF50)
Toyota meluncurkan generasi ke-3 Kijang pada 1986 dengan pilihan sasis panjang berkode KF50 dan sasis pendek berkode KF40. Berbeda dengan Kijang sebelumnya, Kijang generasi ke-3 lebih didesain sebagai mobil penumpang. Meski begitu, pengerjaan bodi masih dikerjakan oleh karoseri lokal yang ditunjuk oleh Toyota. Saat meluncur, pilihan mesin tersedia dalam 1 varian yaitu mesin 5K 1.500 cc.
Tahun 1992, Toyota merilis facelift Kijang dengan bodi yang dikerjakan oleh Toyota Astra Motor sendiri. Disebut sebagai Toyota Original Body, Toyota menyebut pengerjaan bodi ini dilakukan dengan teknologi full press body yang diklaim lebih rapi daripada bodi buatan karoseri. Selain bodi baru, Kijang juga ketambahan 1 mesin baru dengan kode 7K berkapasitas 1800cc pada varian Grand Extra.
Generasi ke-4 (F70 & F80)
Kijang mendapat perubahan yang signifikan pada generasi ke-4. Selain mendapat bentuk bodi baru yang lebih aerodinamis, Kijang berkode bodi F70 (sasis pendek) dan F80 (sasis panjang) juga memiliki pilihan transmisi otomatis dan mesin diesel berkode 2L dengan kapasitas 2400cc selain pilihan mesin yang ada sebelumnya.
Kemudian pada tahun 2000 Kijang mendapatkan facelift dengan penyegaran pada lampu, bumper dan dashboard serta untuk pertama kalinya Kijang menggunakan mesin injeksi dengan kode mesin 1RZ-E berkapasitas 2000cc. Toyota kemudian melakukan facelift lagi pada 2002 dengan ubahan di bagian grill dan lampu depan serta belakang.
Generasi Ke-5 (AN40)
Tahun 2004 Kijang kembali bermetamorfosis dan akhirnya ‘naik kelas’ menjadi MPV kelas medium setelah kelahiran Toyota Avanza di tahun 2003. Kali ini namanya pun turut berubah menjadi Kijang Innova. Menggunakan platform IMV. Kijang Innova berbagi platform dengan Toyota Hilux dan Fortuner. Meski naik kelas. Kijang Innova tetap mengandalkan sasis ladder frame seperti pendahulunya.
Berbagai fitur baru pun muncul di Kijang Innova seperti pemakaian suspensi double wishbone, hadirnya multi information display, jok baris ke-3 yang bisa dilipat ke samping, hingga teknologi terkini di sektor mesin seperti VVT-i dan diesel common rail. Generasi pertama Innova sendiri memiliki 3 pilihan mesin; 2 liter bensin, 2.7 liter bensin, dan 2.5 liter diesel.
Generasi Ke-6 (AN140)
Generasi terbaru Kijang Innova hadir pada 2015. Mengusung platform baru. Kijang Innova hadir dengan semakin banyak fitur modern seperti MID full color, driving mode, head unit yang mampu terkoneksi dengan internet, start stop engine button, hingga fitur seperti stability control dan hill-start assist.
Mengusung mesin bensin berkode 1TR-FE berkapasitas 2000 cc dan mesin diesel 2GD-FTV berkapasitas 2400 cc. Kijang Innova juga memiliki pilihan transmisi manual 5 percepatan dan otomatis 6 percepatan. Terkini. Kijang Innova mendapat facelift pada pertengahan Oktober 2020.